Pabrik atau industry
merupakan tempat dimana faktor-faktor seperti manusia, mesin dan peralatan
(fasilitas) produksi kainnya, material, energi, uang (modal/kapital), informasi
dan sumber daya alam (tanah, air, mineral, dll) dikelola bersama-sama dalam
suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu produk/jasa secara efektif,
efisien dan aman. Adapun klasifikasi pabrik atau industry itu sendiri adalah
sebagai berikut:
1. Penghasil
Bahan Baku : industri minyak, pengolahan biji besi, dll.
2. Manufaktur
: industri permesinan, mobil, dll
3. Penyalur
: distributor motor, dll
4. Pelayanan
: bank, jasa pengangkutan, rumah sakit, dll
Menurut Adam (1998)
perancangan tata letak fasilitas merupakan suatu bentuk perancangan lokasi dan
konfigurasi departemen-departement, stasiun kerja dan semua peralatan yang
terlibat dalam proses konversi bahan baku menjadi barang jadi.
Sedangkan menurut James
Apple, perancangan tata letak fasilitas pabrik merupakan suatu perencanaan dan
integrasi daripada aliran-aliran komponen-komponen suatu produk untuk
mendapatkan interelasi yng paling efektif dan efisien antar operator, peralatan
dan proses transformasi material dan bagian penerimaaan sampai kepada bagian
pengiriman produk jadi.
Perancangan
tata letak fasilitas merupakan perancangan yang meliputi lokasi pabrik dan
bangunan, tata letak dan penanganan material, sehingga perancangan tata letak
pabrik merupakan bagian dari kegiatan perencanaan fasilitas pabrik yang
menganalisis, membentuk konsep, merancang, dan mewujudkan sistem bagi pembuatan
barang atau jasa.
Perancangan tata letak
fasilitas merupakan susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah, bangunan, dan
sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran
barang, aliran informasi, dan tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan
usaha secara sangkil, ekonomis dan aman. Adapun tujuan dilakukan perancangan
fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan
proses manufaktur
2. Meminimumkan
pemindahan barang
3. Memelihara
keluwesan susunan dan operasi
4. Memelihara
perputaran barang setengah jadi yang tinggi
5. Menekan
modal tertanam pada peralatan.
6. Menghemat
pemakaian ruang bangunan
7. Meningkatkan
kesangkilan tenaga kerja
8. Memberi
kemudahan, keselamatan bagi pegawai, dan memberi kenyamanan dalam melaksanakan
pekerjaan.
Secara
umum, tujuan kegiatan perancangan tata letak fasilitas pabrik adalah untuk
membawa masukan (bahan, pasokan, dll) melalui setiap fasilitas dalam waktu
tersingkat yang memungkinkan, dengan biaya yang wajar. Adapun ruang lingkup
perancangan tata letak fasilitas pabrik adalah sebagai berikut:
1. Jumlah,
lokasi dan ukuran fasilitas manufaktur, warehouse dan/atau pusat distribusi
2. Sentralisasi
versus desentralisasi gudang (supplies, raw materials, work in process,
finished good)
3. Akuisisi
fasilitas yang ada versus rancangan pabrik
masa yang akan dating
4. Fleksibilitas
yang dibutuhkan karena ketidakpastian pasar dan teknologi.
5. Penghubung
antara storage dan manufaktur
6. Tingkat
integrasi vertikal, termasuk keputusan subkontrak versus manufaktur.
7. Sistem
kendali, termasuk pengendalian material dan perlengkapan
8. Perpindahan
material antar gedung, antar lokasi
9. Perubahan
teknologi konsumen, supplier, perusahaan,
10. manufaktur,
material handling, storage dan pengendalian
Sumber: