STUDI KASUS
Bencana akibat kecerobohan dan sekedar mengejar keuntungan
ekonomi jangka pendek sebetulnya telah terjadi sejak lama dan bahkan sejak awal
peradaban manusia. Sebagai contoh: punahnya manusia purba di Mesopotamia
diyakini oleh para ahli karena lingkungan hidup yang rusak , penyakit minamata
dan itai-itai di Jepang tahun 1950-an akibat pencemaran air di teluk Minamata
karena limbah industri/ pertambangan yang mengandung air raksa (Hg) dan cadmium
(Cd), meluasnya penyakit malaria seiring meluasnya penggunaan pestisida. Pada
awalnya kesadaran untuk menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup hanya
terbatas pada negara-negara industri yang di satu sisi menghasilkan keuntungan
ekonomi tetapi di sisi lain ternyata industri juga menghasilkan limbah yang
sangat merugikan bagi kesehatan dan keselamatan manusia. Limbah yang merugikan
bagi kehidupan manusia tidak hanya berasal dari industri tetapi juga dari rumah
tangga. Semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk potensi pencemaran akibat
limbah rumah tangga semakin tinggi. Hal ini dipicu oleh pengerukan sumber daya
alam oleh berbagai oknum yang berujung pada peningkatan kesejahteraan hidup
segelintir orang.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam, yang
berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang termasuk ke
dalam sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tak terbarukan. Namun
demikian harus disadari bahwa sumberdaya alam yang kita perlukan mempunyai
keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan tentang ketersediaan
menurut kuantitas dan kualitasnya. Sumber daya alam tertentu juga mempunyai
keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan
sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Antara lingkungan dan manusia saling
mempunyai kaitan yang erat. Ada kalanya manusia sangat ditentukan oleh keadaan
lingkungan di sekitarnya, sehingga aktivitasnya banyak ditentukan oleh keadaan
lingkungan di sekitarnya.
Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan
aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air.
Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan
sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak
ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak contoh kasus-kasus pencemaran dan
kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran
udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang kesemuanya
tidak terlepas dari aktivitas manusia, yang pada akhirnya akan merugikan
manusia itu sendiri.
Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumberdaya alam; namun eksploitasi
sumberdaya alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan
mengakibatkan merosotnya kualitas lingkungan. Banyak faktor yang menyebabkan
kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan lingkungan yang dapat
diidentifikasi dari pengamatan di lapangan, oleh sebab itu dalam makalah ini
dicoba diungkap secara umum sebagai gambaran potret lingkungan hidup, khususnya
dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup di epoch otonomi daerah.
Bagi Indonesia mengingat bahwa kontribusi yang dapat diandalkan dalam
menyumbang pertumbuhan ekonomi dan sumber devisa serta modal pembangunan adalah
dari sumberdaya alam, dapat dikatakan bahwa sumberdaya alam mempunyai peranan
penting dalam perekonomian Indonesia baik pada masa lalu, saat ini maupun masa
mendatang sehingga, dalam penerapannya harus memperhatikan apa yang telah
disepakati dunia internasional. Namun demikian, selain sumberdaya alam
mendatangkan kontribusi besar bagi pembangunan, di lain pihak keberlanjutan
atas ketersediaannya sering diabaikan dan begitu juga aturan yang mestinya
ditaati sebagai landasan melaksanakan pengelolaan suatu usaha dan atau kegiatan
mendukung pembangunan dari sektor ekonomi kurang diperhatikan, sehingga ada
kecenderungan terjadi penurunan daya dukung lingkungan dan menipisnya ketersediaan
sumberdaya alam yang ada serta penurunan kualitas lingkungan hidup.
Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan
sesuai dengan daya dukungnya dapat menimbulkan adanya krisis pangan, krisis
air, krisis energi dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir
seluruh jenis sumberdaya alam dan komponen lingkungan hidup di Indonesia
cenderung mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya dari waktu ke waktu.
Sejalan dengan lajunya pembangunan nasional yang dilaksanakan permasalahan
lingkungan hidup yang saat ini sering dihadapi adalah kerusakan lingkungan di
sekitar areal pertambangan yang berpotensi merusak bentang alam dan adanya
tumpang tindih penggunaan lahan untuk pertambangan di hutan lindung.
Kasus-kasus pencemaran lingkungan juga cenderung meningkat. Kemajuan
transportasi dan industrialisasi yang tidak diiringi dengan penerapan teknologi
bersih memberikan dampak negatif terutama pada lingkungan perkotaan.
Sungai-sungai di perkotaan tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga.
Kondisi tanah semakin tercemar oleh bahan kimia baik dari sampah padat, pupuk
maupun pestisida. Masalah pencemaran ini disebabkan masih rendahnya kesadaran
para pelaku dunia usaha ataupun kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
dengan kualitas lingkungan yang baik.
Dengan kata lain permasalahan lingkungan tidak semakin ringan namun justru akan
semakin berat, apalagi mengingat sumberdaya alam dimanfaatkan untuk
melaksanakan pembangunan yang bertujuan memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dengan kondisi tersebut maka pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang berkelanjutan ditingkatkan kualitasnya dengan dukungan
penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas, sumberdaya manusia yang berkualitas,
perluasan penerapan etika lingkungan serta asimilasi sosial budaya yang semakin
mantap. Perlu segera didorong terjadinya perubahan cara pandang terhadap
lingkungan hidup yang berwawasan etika lingkungan melalui internalisasi kedalam
kegiatan/proses produksi dan konsumsi, dan menanamkan nilai dan etika
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari termasuk proses pembelajaran sosial
serta pendidikan grave pada semua tingkatan.
Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi
mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan
manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan
demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan
datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Kasus
ini mengandung dua unsur:
Yang
pertama adalah kebutuhan, khususnya kebutuhan dasar bagi golongan masyarakat
yang kurang beruntung, yang amat perlu mendapatkan prioritas tinggi dari semua
negara.
Yang
kedua adalah keterbatasan. Penguasaan teknologi dan organisasi sosial harus
memperhatikan keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
manusia pada saat ini dan di masa depan.
RINGKASAN
HASIL DISKUSI
Berdasarkan studi kasus
yang disampaikan oleh rekan-rekan dalam presentasinya dan beberapa
pertanyaan-pertanyan dari rekan lainnya pada beberapa waktu yang lalu. Manusia tidak
lepas dari alam dan lingkungannya. Manusia dan alam memiliki hubungan
keterkaitan yang sangat erat. Manusia tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula
aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan
di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas
manusia seperti halnya pencemaran udara, air dan tanah, penebangan liar
hutan-hutan lindung yang seharusnya menjadi paru-paru bangsa Indonesia ini.
Sumber daya alam semakin hari semakin menurun sedangkan pertumbuhan
manusia semakin hari semakin meningkat tentunya menjadi sebuah dilemma yang
sangat memerlukan penanganan yang lebih dalam lagi guna memperbaiki
permasalahan ini. Akibat dari pertumbuhan penduduk yang terlalu pesat
sebagaimana sekarang ini mulai membawa beberap permasalahan diantaranya yaitu
semakin menjamurnya perumahan-perumahan kumuh di bantaran sungai khususnya
tentunya menjadi permasalahan yang sangat rumit untuk dipecahkan. Selain itu
kurangnya pendidikan serta tindakan-tindakan kejahatan semakin meluas khususnya
di kota-kota besar menjadi permasalahan yang tidak kalah rumitnya untuk
diselesaikan.
Apabila dilihat lebih dalam lagi, terdapat beberapa factor yang
menjadi penyebab dari permasalahan-permasalahan di atas. Tidak hanya factor pertumbuhan
penduduk yang dianggap menjadi factor utama dalam permasalahan-permasalahan di
atas, masih banyak factor yang mempengaruhinya seperti halnya kurangnya
keterampilan yang disebabkan karena kurangnya pendidikan. Kurangnya pendikan
ini tentunya disebabkan karena factor ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk
menyekolahkan anak-anaknyaaa. Karena kurangnya keterampilan ini menyebabkan begitu
banyak pengangguran-pengangguran. Sebagaimana kodratnya manusia memerlukan
makan untuk meneruskan kelangsungan hidupnya, sehingga untuk meneruskan
kelangsungan hidup dan untuk memenuhi kebutuhannya para pengangguran yang sudah
kehilangan semangatnya ini lah mulai menghalalkan segala cara untuk meneruskan
hidupnya yaitu dengan cara mencuri, merampok dan kejahatan lainnya.
Permasalahan-permasalahan di atas tentunya tidak mutlak
disebabkan karena tingkat kelahiran yang cukup besar di Indonesia, hanya saja
penyebaran penduduk di Indonesia ini tidak merata sehingga kepadatannya tentu
saja berbeda-beda. Di kota-kota besar kepadatan penduduk lebih tinggi daripada
di desa. Andai saja penduduk-penduduk desa tidak meninggalkan ladangnya,
meninggalkan sawahnya, tidak meninggalkan desanya hanya untuk mengadu nasib di
kota besar yang belum tentu kehidupan ke
depannya.
Studi Kasus dapat Dilihat Di:
http://shadrina-life.blogspot.com/2013/04/kependudukkan.html
Studi Kasus dapat Dilihat Di:
http://shadrina-life.blogspot.com/2013/04/kependudukkan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar